JAKARTA, zonabisnis.id – Sejumlah perusahaan teknologi berbasis kecerdasan buatan menyatakan kepatuhannya pada Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika (SE Menkominfo) tentang Etika Kecerdasan Buatan.
Di antaranya yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).
Seperti dikutip bisnis.com, diketahui ada 20 lembaga yang ikut berpartisipasi, yakni Microsoft, Meta, Google, AWS, IBM, BRI, BNI, Goto, PT KAI, Telkom, Telkomsel, Sinar Mas Land, Feedloop, e-Fishery, Bootika, AMSI, BRIN, OJK, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian BUMN, Kementerian PAN/RB.
Wakil Menteri Kemenkominfo Nezar Patria mengatakan perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang makin masif menimbulkan dampak positif dan negatifnya tersendiri.
Oleh karena itu, kata Nezar, ini menjadi tugas pemerintah untuk memaksimalkan keuntungan dan mengurangi dampak negatifnya. Hal inipun dilakukan dengan menerbitkan surat edaran (SE) terkait etika AI.
Sekalipun bersifat soft regulation, kata Nezar SE ini merupakan dasar dari regulasi selanjutnya yang lebih bersifat mengikat. Selain itu, menurut Nezar, setidaknya ada empat dampak penting dengan adanya tata kelola AI.
Pertama adalah untuk menjamin persaingan usaha yang lebih sehat. Menurutnya, kehadiran teknologi baru cenderung didominasi oleh sejumlah raksasa teknologi.
“Saya kira, ini akan menjadi sangat serius. Jika tidak segera diantisipasi karena kemampuannya yang melebihi prediksi, AI akan menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan,” ujar Nezar pada acara Sarasehan Nasional AI yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo, Elsam, Atma Jaya, dan Bisnis Indonesia, Jumat (19/1/2024).
Perbesar Kemudian, Nezar mengatakan dampak selanjutnya adalah pengaturan terkait angkatan kerja yang akan digantikan oleh AI. Menurutnya, berdasarkan riset ada sekitar 14% potensi pekerjaan yang akan tergantikan oleh AI.
Oleh karena itu, dengan adanya tata kelola AI, hal ini akan dimitigasi risiko terburuknya.
Selanjutnya, Nezar mengatakan regulasi AI ini akan melindungi konsumen. Nezar mengaku dengan kehadiran AI, pelaku bisnis akan menggunakan algoritma untuk menyasar konsumen yang sangat tersegmentasi untuk meningkatkan keuntungan bisnis.
Namun, seringkali yang didapatkan oleh para pelaku bisnis bukan hanya informasi yang menguntungkan perusahaannya, melainkan juga data pribadi pelanggan.
“Tata kelola AI juga perlu dibentuk demi melindungi individu dan institusi terhadap privasi yang dilakukan secara berlebihan oleh pelaku bisnis dan bias yang dihasilkan oleh teknologi tersebut,” ujar Nezar.
Lebih lanjut, selain manfaat bagi ekosistem digital, SE etika AI ini juga berdampak positif bagi industri yang mematuhi regulasi tersebut.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir mengatakan kehadiran AI membuat Microsoft bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk menerapkan prinsip-prinsip responsible AI.
“Harapannya, platformnya teknologi Microsoft sudah mengikuti responsible AI, teman-teman lain yang berinovasi di atasnya bisa melakukan hal yang sama,” ujar Dharma kepada Bisnis, Jumat (19/1/2024).
Senada, Marketing Manager perusahaan software AI, Feedloop AI Baez Risty mengatakan dengan komitmen perusahaan pada SE Etika AI, hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan.
“Justru dengan adanya SE ini, kita bisa memberikan pandangan dan kepercayaan pada customer bahwa kita memenuhi SE ini, sehingga ketika menggunakan jasa kami, tidak perlu takut pada data security, karena kami sudah taat pada SE ini,” ujar Baez.
Penulis: R-08 | Editor: Nurwiyanto | Foto: istimewa
No Responses