
BANDUNG, zonabisnis.id – Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Dr (H.C) Irwan Hidayat mengharapkan agar pasien yang sakit dan dirawat di rumah sakit bisa menentukan alternatif pengobatannya sendiri.
Karena itu kehadiran Kios Sehat Sido Muncul di RS Unggul Karsa Medika, Bandung, sebagai wujud terobosan untuk mendukung pasien mendapatkan kesembuhan.
“Ini sebagai terobosan untuk masuk ke rumah sakit secara formal. Kami masuk supaya pasien bisa menentukan alternatif pengobatannya sendiri,” kata Irwan Hidayat, pada seminar bertema “Peran Dokter pada Transformasi Jamu dalam Dunia Kedokteran sebagai Jembatan Menuju Kesehatan Holistik di Era Modern”, di RS Unggul Karsa Medika, Bandung, Sabtu (18/1/2025).
Irwan memastikan, produk-produk yang ada di kios tersebut sudah melewati dan berbagai tahapan penelitian medis, serta kualitas produksinya terus dijaga sesuai dengan standar yang berlaku sehingga bisa masuk ke rumah sakit.
Dengan adanya kerjasama ini, lanjut Irwan, obat herbal bisa menjadi pendamping atau pendukung layanan kesehatan formal. “Kami ingin obat-obatan herbal dapat menjadi pendukung dalam pengobatan formal,” jelas Irwan.
Baca juga:
- Ceritakan Pengalaman Bisnis, Bos Sido Muncul: Sempat Tak Laku, Saya Tiru Pabrik Farmasi
- OJK Cabut Izin Usaha BCA Multi Finance
Lebih lanjut Irwan mengatakan bahwa Sido Muncul telah berhasil memproduksi obat-obatan herbal yang terstandar dan melalui uji toksisitas. Keberhasilan ini penting untuk disampaikan kepada kalangan dokter dan juga rumah sakit.
“Kami masuk ke rumah sakit-rumah sakit untuk menjelaskan bahwa semua produk kami sudah terdaftar di BPOM, sudah uji toksisitas. Kami juga memberikan riset literatur terkait obat-obatan herbal yang kami kumpulkan dari jurnal-jurnal ilmiah,” tambah Irwan.
Ia menambahkan, melalui seminar ini kami punya kesempatan menjelaskan pada para dokter bagaimana kami meproduksi, membuat standarisasi obat herbal kepada para dokter.
Kemampuan mencegah penyakit
Irwan menekankan bahwa jamu sendiri memiliki potensi besar dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit, didukung oleh penelitian ilmiah.
Sebagai warisan budaya yang kaya akan khasiat, jamu memiliki potensi untuk menjadi alternatif pengobatan yang aman dan efektif, didukung oleh penelitian ilmiah.
Baca juga:
- Bukalapak Tutup Lapak Online, Pilih Jualan Produk Virtual
- Rugikan Klien Hingga Rp74,52 Miliar, “Jenius Kripto” Ditangkap Polisi
Kandungan fitokimia dalam jamu memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan, mulai dari meningkatkan sistem imun, meredakan peradangan, sehingga membantu mengatasi berbagai penyakit kronis.
Selain itu, jamu juga dapat digunakan sebagai pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan secara umum.
Dengan dukungan penelitian ilmiah yang semakin berkembang, lanjut Irwan, potensi jamu untuk dikembangkan menjadi produk kesehatan modern semakin terbuka lebar.
Hal ini tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat, tetapi juga berpotensi meningkatkan perekonomian nasional melalui pengembangan industri jamu yang berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua IDI Wilayah Jawa Barat, M. Luthfi mengungkapkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan transformasi jamu agar lebih efektif dan aman dikonsumsi layaknya obat kimia.
Baca juga:
- 20 Bank Tutup di Tahun 2024, Ini Penjelasan OJK
- Harga Batu Bara Terus Anjlok, Ternyata Ini Penyebabnya
Di antaranya adalah terkait standarisasi jamu yang didukung oleh penelitian yang memadai mengenai dosis dan efektivitasnya. Identifikasi senyawa aktif dalam jamu sangat penting untuk memastikan manfaatnya bagi kesehatan.
“Standarisasi dan penelitian ilmiah melalui uji klinis tidak sekadar turun temurun. Perlu diidentifikasi senyawa aktif. Jadi, kalau masyarakat, misalkan jamu sambiloto untuk penyakit apa, tahu kandungan yang diminumnya,” kata dr Luthfi .
Selain itu, dr Luthfi menggarisbawahi perlunya standar mutu tinggi dan praktik manufaktur yang baik untuk menjamin keamanan produk jamu. Hal ini menjadi krusial agar masyarakat dapat mengonsumsi jamu dengan percaya diri dan tanpa rasa khawatir.
“Standar mutu tinggi, good manufacturing practice untuk memastikan keamanan konsumsi,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa jamu memiliki potensi untuk diterima dalam praktik medis yang lebih formal. Karena itu, penting diperhatikan digitalisasi dan edukasi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengetahuan dokter mengenai manfaat jamu.
Penulis: Joko || Editor: Nurwiyanto || Foto: istimewa
No Responses