JAKARTA, zonabisnis.id – Pemerintah Indonesia perlu melakukan diversifikasi pasar ekspor dan melihat pasar yang masih tumbuh.
Hal itu untuk menekan dampak melambatnya perekonomian sejumlah mitra dagang utama, seperti China dan Jepang, terhadap kinerja ekspor nasional.
Penegasan ini disampaikan ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (22/2/2024).
“Strateginya adalah bagaimana kita melakukan diversifikasi ekspor, dengan melihat negara-negara yang masih memiliki potensi untuk tumbuh, misalnya India serta sebagian kawasan Afrika Utara,” kata Bhima.
Baca juga: Ekspor Obat-obatan Naik 8,78 Persen
Jika kinerja ekspor melambat, tambahnya, maka akan berdampak pada kinerja neraca perdagangan yang kemudian mempengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah.
Implikasi lanjutannya, jelasnya, cadangan devisa akan tersedot lantaran digunakan untuk melakukan stabilisasi nilai tukar sepanjang tahun.
Untuk memperluas pasar ekspor, Bhima menyebut perlu adanya kerja yang lebih penetratif dan inovatif dari kedutaan besar atas perdagangan dan pelaku industri ekspor, sehingga mereka bisa membaca peluang diversifikasi pasar dan produk unggulan Indonesia.
“Tentunya yaitu produk-produk yang di luar komoditas olahan primer,” kata Bhima.
Penulis: R-11 | Editor: Nurwiyanto | Foto: istimewa
No Responses