
JAKARTA, zonabisnis.id – Per kuartal I tahun 2025, PT Bank Jago Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp20,3 triliun.
Angka ini meningkat 42 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 14,3 triliun.
Menurut Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, di Jakarta, Jumat (25/4/2025), pertumbuhan penyaluran kredit tercapai berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra, seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
Ia menambahkan, Bank Jago menyalurkan kredit dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini terlihat dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,3 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional.
Pertumbuhan kredit mendorong naik aset Bank Jago menjadi Rp32,5 triliun atau tumbuh 44 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp22,5 triliun.
Sementara Bank Jago juga membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp60 miliar per akhir Maret 2025 atau tumbuh 178 persen dari akhir Maret 2024 sebesar Rp22 miliar.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 36,4 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Di sisi lain rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio berada pada 94 persen, mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat.
Per kuartal I 2025, Bank Jago telah melayani 16,3 juta nasabah, termasuk 13 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah empat juta nasabah dibandingkan posisi akhir kuartal I-2024 yang sebanyak sembilan juta nasabah.
Kenaikan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 62 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Per Maret 2025, total DPK Bank Jago mencapai Rp21,4 triliun, naik dari Rp13,2 triliun per Maret 2024.
Dari jumlah tersebut, komposisi current account and savings account (CASA) mencapai 54 persen atau Rp11,5 triliun, sedangkan komposisi term deposit (TD) mencapai 46 persen atau Rp9,9 triliun.
Penulis: Joko || Editor: Nurwiyanto || Foto: istimewa
No Responses