
JAKARTA, zonabisnis.id – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menilai bisnis fintech masih menjanjikan, karena minat peminjam masih tinggi.
Bahkan tingginya jumlah perusahaan P2P lending dengan kredit macet di atas 5%, yakni 22 perusahaan dari 97 perusahaan tidak membuat ekspansi melambat. Pasalnya, secara keseluruhan industri, kredit macet atau (TWP90) berada dalam tren menurun di level 2,38%.
Menurut Sekjen AFPI, Tiar Karbala, dari sisi demand saat ini minat untuk menarik pinjaman dari P2P lending terus meningkat.
Selain itu, semakin meningkatnya literasi keuangan masyarakat akan mendorong minat untuk memanfaatkan layanan keuangan digital seperti fintech lending.
Baca juga:
“Melalui inovasi teknologi juga memungkinkan fintech lending menawarkan produk dan layanan yang lebih inovatif dan efisien,” kata Tiar, belum lama ini.
Adapun hingga kuartal III/2024 outstanding pembiayaan P2P lending masih mencatat pertumbuhan 33,73% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp74,48 triliun dibanding Rp55,70 triliun pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan industri, TWP90 memang masih terjaga di level 2,38%, membaik dari 2,82% pada September 2023.
“Secara keseluruhan, industri fintech lending di Indonesia masih memiliki potensi yang besar untuk tumbuh,” kata Tiar.
Penulis: R-19 || Editor: Nurwiyanto || Foto: istimewa
No Responses