Paradigma Perpustakaan Tidak Lagi Didatangi tapi Berinklusi

JAKARTA, zonabisnis.id – Kemudahan serta kecepatan di era digital menjadi peluang bagi perpustakaan untuk menjangkau lebih banyak pemustaka. Apalagi paradigma perpustakaan saat ini tidak lagi didatangi melainkan mendekatkan diri (berinklusi).

Perpustakaan sebagai sumber informasi dan referensi harus mampu beradaptasi, termasuk dalam pengemasan maupun penyajian informasi.

“Era perkembangan teknologi dan informasi saat ini harus disikapi sebagai tantangan sekaligus peluang,” imbuh Plt Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional Dewi Kartikasari mengawali kegiatan ‘Webinar Literasi Fotografi’ bagi para konten kreator Perpusnas, Kamis, (9/11/2023).

Kehadiran konten kreator sebagai bagian dari ekosistem digital modern amat mempengaruhi penyajian maupun pengemasan informasi yang menarik dari perpustakaan.

Dari kreativitas mereka, pemustaka dan masyarakat teredukasi dan terhibur. Diseminasi hasil pengemasan informasi/pengetahuan disebarluaskan melalui kanal media sosial, seperti YouTube, instagram, facebook.

Ketua Umum Asosiasi Profesi Fotografi Indonesia (APFI) Ridha Kusumabrata dalam pembekalan para konten kreator Perpusnas mengatakan elemen penting bagi seorang fotografer adalah cahaya.

“Pun, sama halnya ketika menjadi konten kreator. Jika tidak ada cahaya maka itu bukan kegiatan fotografi,” ujar Ridha. Karena seni fotografi adalah melihat dan menyeimbangkan cahaya dengan lingkungan sekitar agar terlihat lebih indah.

Maka, agar terlihat indah selain fokus pada elemen cahaya, hal lain yang mesti dipahami untuk menjadi konten kreator adalah memperhatikan ukuran file foto yang mau ditampilkan dan image quality yang terdapat di menu kamera

“Inti dari aktivitas fotografi adalah bagaimana si fotografer memahami konsep segitiga exposure, yakni apperture (diafragma), shutter speed (kecepatan rana), dan iso (kepekaan sensor),” tambah Ridha.

Sementara itu, Agung Nugroho dari APFI Provinsi DKI Jakarta menegaskan tugas konten kreator adalah membuat konten baik berupa tulisan, foto, audio, ataupun video yang akan ditampilkan pada berbagai media populer seperti yang tadi disebutkan.

“Jadi, foto-foto yang dihasilkan adalah gambar yang bercerita tanpa memerlukan alat bantu. Cukup tampilkan foto saja,” ujar Agung.

Lalu, bagaimana cara foto bercerita? Agung menjelaskan, jadikan foto sebagai pelengkap dan pencerita utama. Namun, agar foto bisa jadi medium bercerita fotografer wajib memerhatikan frame (framing), angle (sudut pengambilan), detail objek yang diambil.

“Kembali mengingatkan bahwa tugas dari seorang konten creator adalah menciptakan konten konten kreatif yang menginformasi, mengedukasi, menginspirasi yang dikemas secara menarik,” pungkas Agung.

Penulis: Joko | Editor: Nurwiyanto | Foto: istimewa

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses