UNESCO Akui Budaya Sehat Jamu, Bos Sido Muncul: Dunia Akui Jamu itu Menyehatkan

JAKARTA, zonabisnis.id – UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau organisasi internasional PBB yang membidangi bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, secara resmi memasukkan Budaya Sehat Jamu ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda.

Pengakuan dunia internasional ini membuat masyarakat Indonesia, khususunya yang bergerak di bidang jamu merasa bangga dan senang. Rasa bangga dan senang itu juga dirasakan Direktur PT Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Irwan Hidayat.

“Sebagai salah satu pengusaha jamu di Indonesia, ini sangat membanggakan. Karena yang dihargai adalah cara bagaimana orang Indonesia menjadi sehat,” kata Irwan Hidayat, di House of Jamu, Jakarta, Sabtu (9/12/2023).

Pengakuan UNESCO ini, lanjutnya, merupakan penghargaan yang luar biasa. Ia turut bangga dan berterima kasih kepada Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Indonesia, pemerintah, dan semua pihak yang terlibat, sehingga Budaya Sehat Jamu diakui di kancah internasional.

“Hasil yang didapat ini adalah upaya dari semua pihak, GP Jamu dan seluruh anggotanya. Saya termasuk yang berterima kasih dan berbangga kepada GP Jamu,” ucapnya.

“Yang diakui bukan jamunya, atau kerisnya, tapi budaya minum jamunya, budaya sehat. Jadi berarti dunia mengakui bahwa jamu itu menyehatkan, bisa untuk obat. Ini pengakuannya UNESCO, maka itu sangat berarti,” imbuhnya.

Lebih lanjut Irwan menilai pengakuan dari UNESCO akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat Indonesia dan dunia. Oleh karena itu, menurutnya pemerintah harus lebih memikirkan tentang jamu masuk dalam sistem pengobatan.

Selain itu, Irwan menyatakan Sido Muncul sudah siap dengan proses produksinya yang sesuai standar dengan berbagai sertifikasi serta menjaga agar produk tidak mengandung bahan-bahan berbahaya ataupun terlarang.

“Karena yang dihargai ini, budaya sehatnya. Dan menurut saya yang harus dilakukan, kita melakukan action. Pemerintah harus melihat ini sebagai sebuah peluang. Bagaimana membuat jamu ini bisa sejajar untuk di dalam sistem pengobatan formal,” tuturnya.

“Nanti jamu ini bisa di-BPJS, bisa masuk dalam skema asuransi pengobatan dengan obat-obat jamu. Kemudian juga undang-undangnya harus didukung yang lebih mumpuni,” sambungnya.

Ia berharap para dokter dapat berpartisipasi agar jamu bisa menjadi lebih maju, sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Sementara dari akademisi, ia berharap partisipasi di dunia farmasi, peneliti, dan kedokteran agar berperan aktif supaya pengakuan tersebut bisa dimajukan. Para akademisi dapat mempelajari bahan-bahan baku di fakultas kedokteran.

Sedangkan bagi pengusaha, Irwan menilai hal ini merupakan sebuah kesempatan yang luar biasa. Pengusaha dapat menyambut momentum ini dengan membuat produk yang lebih baik.

Penulis: Joko | Editor: Nurwiyanto | Foto: istimewa

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses