SEMARANG, zonabisnis.id – Direktur PT Industri Jamu Dan Farmaasi Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat, mengungkapkan, produk Sido Muncul sempat tidak laku di pasaran, padahal produknya baik.
Maka dirinya mencari pembeda atau inovasi untuk produk-produknya, yaitu meniru produk farmasi, dengan cara melakukan uji klinis dan mencari partner medis.
“Pengalaman tahun 1985, dari 1969 sampai 1985 kerja, produk nggak laku. Saya niru pabrik farmasi. Kesuksesan farmasi karena dia punya partner, dokter,” kata Irwan saat menjadi pembicara di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Telogorejo, Semarang, Kamis (12/12/2024).
Irwan menegaskan, sebuah produk harus ada perbedaan dengan produk yang lain. Kalau tidak ada pembeda, tidak akan laku di pasaran. Karena itu, dirinya mengembangkan Sido Muncul obat herbal, berbasis herbal tapi diujii klinis.
Baca juga:
- Sido Muncul Ajak para Dokter Lebih Mengenal Khasiat dan Keamanan Jamu
- Target Baru Tercapai 85%, Pemerintah Genjot Perolehan Pajak
Selain itu, Irwan menekankan perlunya memiliki partner yang memiliki keterkaitan dengan produknya.
“Produk kamu baik tapi nggak ada partner, tidak basis ilmiah hanya pengalaman. Pengalaman itu baik tidak? Sama baik dengan farmasi, tapi tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Maka saya pikir, saya harus metiru pabrik farmasi, harus dilakukan uji klinis,” imbuhnya.
Irwan juga mengungkapkan, dirinya pernah ditanya seseorang terkait perkembangan bisnis. Orang tersebut menanyakan apa yang membuat produk Sido Muncul laku di pasaran, sedangkan produk kopi miliknya kurang laku.
Baca juga:
- Dukung Nataru, Hutama Karya Fungsikan Empat Ruas Tol Baru JTTS
- Perpusnas Beri Penghargaan Bagi Pustakawan Layanan dan Pemustaka Teraktif
“Saya jelaskan, selain produk yang baik, diperlukan pembeda antara produk kita dengan produk yang lain,” katanya.
STIKES Harus Memiliki Perbedaan dengan Sekolah Lain
Karena itu, Irwan Hidayat meminta agar STIKES Telogorejo juga memiliki pembeda agar menarik orang untuk mendaftar masuk ke sekolah itu. Publikasi juga penting agar masyarakat jadi semakin mengenal seperti apa STIKES Telogorejo Semarang.
Baca juga:
- Meski Sempat Merugi, Industri Fintech Catatkan Laba 66,15%
- PPN Jadi 12%, Pertumbuhan Ritel Bakal Tertekan
Irwan juga berpesan kepada para calon perawat untuk bisa berbicara atau berkomunikasi yang membuat hati lawan bicaranya senang. Menurutnya kejujuran adalah pujian tapi tetap diatur.
“Harus pinter ngomong, ngomong yang nyenengin. Kejujuran adalah pujian, ya itu diatur sendiri. Ngomong itu meyakinkan, karena yang Anda akan hadapi adalah orang sakit,” katanya.
Selain orang sakit, lanjut Irwan, ke depan akan banyak orang-orang yang butuh perawatan harian karena sudah renta. Maka masa depan dari STIKES cukup baik, kebutuhan tenaga medis pun meningkat.
“Merawat orang belum tentu orang sakit. Ada orang punya duit butuh perawat, pendamping. Sekolah ini punya masa depan yang baik,” ujarnya.
Penulis: Joko || Editor: Nurwiyanto || Foto: istimewa
No Responses