
JAKARTA, zonabisnis.id – Industri pengolahan masih menjadi tulang punggung dalam pendorong laju pertumbuhan perekonomian nasional.
Pada triwulan III-2024, industri pengolahan berkontribusi sebesar 19,2% bagi total laju pertumbuhan ekonomi, diikuti industri pertanian dan perdagangan dengan kontribusi masing-masing di angka 13,71% dan 13,09%.
Namun demikian, menurut Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, Rizal Taufikurahman, pertumbuhan tertinggi justru terjadi di sektor transportasi dan pergudangan (logistik) sebesar 8,64%.
Pertumbuhan tinggi ini diikuti sektor akomodasi dan makanan minuman yang mencetak pertumbuhan sebesar 8,33%.
Baca juga:
- Hilirisasi Tambang Naik tapi Serapan Industri Rendah, Ini Harapan Bos MIND ID
- Produksi Listrik Hijau dari Biomassa PLN Capai 60 Persen
“Sayangnya pertumbuhan sektor logistik ini yang menikmati bukan industri atau sektor perusahaan-perusahaan di dalam negeri, yang menikmati adalah negara importirnya, seperti China dan beberapa negara lain,” kata Rizal di acara diskusi terbatas bertema “Prospek, Masalah, dan Solusi Ekonomi 2025” di Jakarta, Selasa (4/2/2025).
Ia menambahkan, dari sisi kontribusi terhadap Pertumbuhan Domestik Bruto, konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong utama dengan kontribusi sebesar 53,08%.
Sedangkan pembentukan modal tetap bruto atau investasi masih jauh di bawah konsumsi rumah tangga, dengan kontribusi sebesar 29,75%, diikuti ekspor sebesar 22,53%.
Ia pun mengkritisi salah satu komponen PMTB, yakni Foreign direct investment, yang transmisinya dinilai tidak mengalir langsung ke sektor riil atau industri, namun ke perbankan
“Ketika mau menetes ke sektor real, ya pasti penting banget suku bunganya. Kalau suku bunganya tidak menarik, ya untuk apa. Itulah yang pada akhirnya, sektor industri pengolah hanya berkontribusi sebesar 19%,” kata Rizal.
Penulis: R-10 || Editor: Nurwiyanto || Foto: istimewa
No Responses