JAKARTA, zonabisnis.id – Harga batu bara terus-terusan runtuh pada Selasa (7/1/2025). Hal itu karena masih terbebani prediksi badan energi internasional atau International Energy Agency (IEA).
Harga batu bara Newcastle untuk Januari 2025 anjlok US$ 1,45 menjadi US$ 118,3 per ton. Sedangkan Februari 2025 ambles US$ 1,4 menjadi US$ 119 per ton. Sementara itu, Maret 2025 terkoreksi US$ 1,35 menjadi US$ 120,3 per ton.
Sementara itu, seperti dilansir investor.id, Rabu (8/1/2025), harga batu bara Rotterdam untuk Januari 2025 stagnan di US$ 109,95. Sedangkan, Februari 2025 melemah US$ 0,05 menjadi US$ 107,65. Sedangkan pada Maret 2025 malah naik US$ 0,5 menjadi US$ 106,55.
Setelah mencapai level tertinggi pada 2024, permintaan batu bara global diperkirakan akan stabil dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pesat energi terbarukan yang turut membantu memenuhi lonjakan permintaan listrik di seluruh dunia, menurut laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA).
Baca juga:
- Pacu Penjualan, Bukit Asam Tingkatkan Kapasitas Angkutan Batu Bara
- Pelaku UMKM Hingga Pekerja Migran dapat Modal Rp20 Triliun
IEA juga memperkirakan bahwa permintaan batu bara ini akan tetap stabil di sekitar angka tersebut hingga 2027, seiring dengan semakin besarnya peran sumber energi terbarukan dalam pembangkitan listrik dan konsumsi batu bara yang cenderung stabil di China.
Direktur Pasar Energi dan Keamanan IEA Keisuke Sadamori mengungkapkan, penempatan teknologi energi bersih yang cepat tengah merubah sektor kelistrikan global, yang menyumbang dua pertiga dari penggunaan batu bara dunia. Akibatnya, permintaan batu bara global akan mencapai titik stabil pada 2027 meskipun konsumsi listrik meningkat tajam.
“Namun, faktor cuaca, khususnya di China sebagai konsumen batu bara terbesar, akan sangat mempengaruhi tren jangka pendek permintaan batu bara,” ucapnya.
Penulis: R-10 || Editor: Nurwiyanto || Foto: istimewa
No Responses