Menunggu Jurus AstraPay Terobos Dua Mini Market Terbesar di Indonesia

ADA yang mengejutkan saat kita akan melakukan transaksi pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS dari AstraPay di dua mini market terbesar di Indonesia, yaitu Indomaret dan Alfamart.

Mini market Alfamart dengan tegas menyatakan hanya menerima pembayaran menggunakan QRIS dari bank BNI, Mandiri dan BCA. Selebihnya tidak bisa. Padahal kita tahu, QRIS adalah standar kode QR Nasional

“Maaf, kami hanya bisa menerima QRIS dari bank, BNI, Mandiri dan BCA. Yang lain tidak bisa,” kata karyawan Alfamart.

Kondisi ini berbeda dengan Indomaret. Di sini karyawan menjelaskan jika mereka bisa menerima pembayaran digital dari berbagai QRIS, asalkan konsumen mampu menunjukkan QR Terima Transfer.

Baca juga:

“Anda tunjukkan barcode QRIS AstraPay, nanti kami yang melakukan scanning. Intinya, kami yang menarik dana dari rekening Anda, bukan Anda yang mengirim ke kami,” kata karyawan Indomaret.

Penolakan pembayaran menggunakan AstraPay juga terjadi di beberapa pusat kuliner di Jakarta. Karyawan atau pengelola pusat jajanan menolak secara halus penggunaan AstraPay hanya karena mereka tidak familiar dengan nama AstraPay. Mereka lebih memilih QRIS dengan latar belakang bank-bank yang terkenal.

“Maaf, Kak. Apa itu AstraPay? Bisa pakai QRIS yang lainnya saja?” kata kasir dengan nada bertanya.

Potensi Pembayaran di Dua Mini Market Terbesar

Dari dua kasus pertama di atas, konsumen pengguna AstraPay tentu merasa kurang nyaman. Apalagi dalam aplikasi AstraPay tidak terdapat QR Terima Transfer. Sedang dalam kasus ketiga, sepertinya AstraPay harus lebih ‘membumi’ agar dikenal masyarakat dan juga penerima pembayaran menggunakan QRIS.

Belum bisa diterimanya AstraPay di dua mini market terbesar di Indonesia ini, seharusnya ini menjadi pekerjaan rumah bagi menejemen AstraPay. Karena kita tahu, seberapa besar transaksi yang bisa dilakukan pemilik kartu AstraPay di kedua mini market tersebut.

Berdasarkan data AstraPay, pengguna AstraPay per Mei 2024 mencapai lebih dari 13 juta pengguna, dengan jumlah transaksi 32 juta kali. Total nilai transaksinya sudah mencapai Rp 19,03 triliun gross transaction value (GTV) pada periode Januari-Mei 2024.

Baca juga: 

Angka yang cukup tinggi ini mungkin masih disumbang dari penggunaan atau pembayaran di lingkup internal Astra Group dan merchan-merchan tertentu. Angka ini tentu akan berkembang sangat tinggi jika AstraPay mampu menembus benteng pembayaran QRIS di Indomaret dan Alfamart.

Melansir dari situs resmi indomaret.co.id, per Februari 2024 Indomaret berkembang pesat dengan jumlah gerai yang mencapai 22.414. Sedangkan Alfamart menutup tahun 2023 dengan 19.087 toko dan di tahun 2024 menargetkan akan menambah 1.000 gerai baru.

Jika pengguna AstraPay bisa melakukan transaksi di kedua mini market ini pada kisaran angka 10 persen saja dari total gerai atau toko Indomaret dan Alfamart, tentu akan ada peningkatan transaksi yang sangat luar biasa besarnya. Apalagi jika didukung penggunaan AstraPay dari seluruh anggota keluarga besar karyawan Astra di seluruh Indonesia begitu banyak.

Jika ini bisa dilakukan dengan cepat, target pengguna AstraPay hingga akhir 2024 sebanyak 15 juta pengguna dengan jumlah transaksi sebesar 32 juta kali serta dengan GTV mencapai Rp 52,59 triliun, seperti yang disampaikan Chief Executive Officer (CEO) AstraPay Rina Apriana, akan bisa terlampaui dengan mudah.

AstraPay Harus Lebih Berani

Sementara itu, terkait belum adanya fitur QR Terima Transfer pada AstraPay, dari sisi keunggulan teknologi akan terlihat bahwa AstraPay belum seserius perbankan besar dalam melakukan upaya penggunaan pembayaran digital.

Seperti yang kita ketahui, fitur QRIS Terima Transfer dapat digunakan untuk mengirim atau menerima transfer dari nasabah salah satu bank yang mengeluarkjan QRIS itu maupun bank lain dan dompet digital.

Kelebihan lain dari fitur QRIS Terima Transfer adalah nasabah hanya perlu scan kode QRIS tanpa input nomor rekening atau nama bank.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa bank-bank besar memiliki fitur-fitur QRIS Terima Transfer? Bahkan mereka juga terus berinovasi untuk memperbaiki dan mempermudah pelayanan keuangan digital?

Baca juga:

Jawabnya adalah, karena mereka sudah mengetahui peta perjalanan perbankan digital dan transaksi digital ke depannya. Juga berapa besar keuntungan yang akan mereka raih.

Di titik inilah seharusnya PT Astra Digital Arta lebih berani berinvestasi dalam bentuk keunggulan teknologi di bisnis pembayaran digital. Karena Astra memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan AstraPay sebagai sebuah produk yang memiliki keunggulan dan masa depan keuangan yang cerah.

Jika ini tidak dilakukan, kondisi ini tentu justru merugikan AstraPay sendiri ke depannya. Karena persaingan di dalam pembayaran digital akan semakin sengit dan keras.

Jika AstraPay berani menghadapi tantangan pembayaran digital ke depan yang semakin menantang, ini bukan hanya menciptakan AstraPay menjadi pemenang dalam lini bisnis keuangan digital, tetapi juga mewujudkan peran AstraPay dalam mendukung pembayaran digital di Indonesia.

Dan yang tidak kalah penting, AstraPay harus lebih bisa ‘membumi’, menunjukkan jati diri yang sebenarnya lewat inovasi, kemudahan bertransaksi dan tingkat keamanan yang tinggi. Termasuk di dalamnya penguatan tim yang khusus mengenalkan diri, siapa sebenarnya AstraPay ini kepada masyarakat. (*)

Penulis: Joko Sriyono | Editor: Nurwiyanto | Foto: Istimewa

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses